GLOBALMEDAN.COM, MEDAN - Anggota DPRD Medan, Edward Hutabarat berjanji akan memperjuangkan anggaran untuk membuat tempat pembuasangan sampah di setiap kelurahan di Kecamatan Medan Helvetia. Selain itu, ia juga akan memperjuangkan pembelian lahan untuk ruang kreatif warga di Kelurahan Dwikora Medan.
Dua hal itu merupakan usulan warga saat Edward Hutabarat melakukan Reses I Sidang I Tahun 2019 di kantor Kelurahan Dwikora, Kecamatan Medan Helvetia Jalan Setia Luhur Medan, Minggu (22/12/2019). Edward janji akan memperjuangkan pengadaan satu tempat pembuangan sampah di setiap kelurahan dan pembelian lahan untuk ruang kreatif warga Kelurahan Dwikora Medan.
Dalam reses tersebut warga mengeluhkan berbagai persoalan yang selama ini terjadi. Seperti masalah sampah, jalan, parit, fogging dan persoalan bantuan sosial. Irmayani warga jalan Setiap Luhur Gang Amboi Medan mengeluhkan jalan di gangnya yang sampai saat ini belum dicor. Padahal, menurutnya, gang-gang lain di sekitar Jalan Setia Luhur sudah dicor.
"Akibatnya jalan di gang kami itu bergelombang, berlubang-lubang dan becek saat diguyur hujan. Kami mohon kepada Bang Edward untuk mengusulkan agar gang kami dicor seperti gang-gang lainnya di Jalan Setia Luhur ini," harapnya.
Irmayani juga berharap parit di gangnya diperlebar untuk saluran air di kala hujan. Selain itu, dia juga berharap pengasapan (fogging) untuk mencegah mewabahnya penyakit demam berdarah dengue (DBD).
Sementara Linda warga Jalan Tanjung 9 Blok 4 Helvetia Tengah mengeluhkan jalan di depan rumahnya hanya setengah yang dicor, sementara setengah lagi dibiarkan. Akibatnya, Linda yang tinggal di sisi jalan yang belum dicor, kerap menjadi pelimpahan air kala hujan deras turun.
"Saat hujan turun, rumah kami yang belum dicor kerap menjadi pelimpahan air, sehingga banjir masuk ke rumah. Mohon agar setengah lagi dicor, sehingga rumah kami tidak lagi menjadi tempat pelimpahan air saat turun hujan. Kami juga mohon agar kawasan kami diperhatikan, karena menjadi basis peredaran narkoba. Peredarannya sudah seperti menjual kacang goreng, nggak sembunyi-sembunyi lagi. Mohon pihak kepolisian turun memberantasnya," harap Linda.
Sementara itu para Kepling di lingkungan 1 sampai 9 Jalan Amal Luhur memohon agar usulan mereka soal pelebaran parit dikabulkan. "Kalau kita dari Jalan Kapten Muslim parit yang disebelah kiri memang sudah diperlebar, tapi yang disebelah kanan belum. Ini membuat Jalan Amal Luhur menjadi langganan banjir. Luar biasa tingginya air kalau hujan turun, karena paritnya hanya sebelah yang bisa menampung air hujan," katanya.
Menanggapi usulan itu, Edward berjanji akan segera memperjuangkannya pada sidang paripurna Reses DPRD Medan mendatang. Edward mengakui, persoalan sampah menjadi persoalan yang paling banyak dikeluhkan warga, karena dampaknya sangat meresahkan warga.
"Persoalan ini memang menjadi persoalan menahun dan hampir tidak bisa terpecahkan. Untuk itu, saya akan usulkan setiap kelurahan di Kecamatan Medan Helvetia ini dibuat satu tempat pembuangannya. Begitupun saya mengimbau kepada masyarakat untuk tidak membuang sampah sembarangan. Kesadaran ini harus kita mulai dari diri masing-masing, kalau tidak sampai kapanpun persoalan sampah tidak akan selesai, meski di setiap lingkungan dibangun tempat penampungan," ujarnya.
Edward juga mendukung usulan tokoh masyarakat Kelurahan Dwikora untuk membeli lahan di samping kantor lurah untuk dijadikan ruang kreatif bagi warga. "Ini usulan yang sangat baik, karena bisa menjadi tempat generasi muda melakukan kegiatan-kegiatan yang positif. Kita akan usulkan anggarannya, karena ruang kreatif ini sangat diperlukan untuk mencegah generasi muda terlibat dalam perbuatan melanggar hukum, terutama terlibat dalam penyalahgunaan narkoba," ujarnya.
Hal sama dikatakan Lurah Dwikora, Irfan Abdilla. Menurutnya, sampah menjadi persoalan, karena kurangnya kesadaran warga untuk membuang sampah pada tempatnya. "Kami sudah punya armada pengangkut sampah melalui perwakilan Dinas Pertamanan dan Kebersihan yang diperbantukan di kelurahan. Namun banyak warga yang tidak mau berlangganan. Akibatnya mereka kesulitan untuk membuang sampah," ujarnya.
Untungnya, saat ini di kelurahannya ada tempat penampungan sementara milik salah satu pengembang di Jalan Bakti Luhur Medan. Namun, izin peminjaman hanya bersifat sementara. Kalau perumahannya dibangun, tentu warga tidak lagi bisa membuang sampah di situ. "Untuk itu saya mohon agar warga mau berlangganan ke DKP yang ada di kelurahan, agar sampahnya bisa diangkut. Selain itu, saya juga mengimbau warga untuk sadar kebersihan dengan tidak membuat sampah sembarangan. Ini penting, karena hanya kesadaran warga yang bisa mengatasi permasalahan sampah ini," ujar Lurah. (do)