GLOBALMEDAN.COM - MEDAN, Di kancah nasional maupun internasional kemunculan Dessy sebagai karateka putri asal Medan telah menorehkan berbagai prestasi. Pada Kejurnas Karate Pra Kualifikasi Pekan Olahraga Nasional (PON) 2019 yang digelar Hall Basket Senayan, Jakarta, Selasa (5/11/2019), Juara 1 kumite +68 kg senior putri Kejurda Forki Sumatera Utara 2012 telah menasbihkan dirinya sebagai juara di kelas +68 kg senior putri.
Pada partai puncak, pemilik nama lengkap Dessyinta Rakawuni Banurea tampil gemilang dengan mengkandaskan perlawanan karateka andalan tuan rumah DKI Jakarta. Hasil yang diraih membuat peraih juara 1 kumite +68 kg Under 21 Kejurnas Karate Piala Mendagri Banten 2015, tercatat sebagai atlet kontingen Sumut untuk bertarung di PON Papua tahun depan.
Dapat dibayangkan betapa olahraga yang digeluti peraih emas kumite +68kg senior putri USU Internasional Karate Championship 2019 selaku atlet karateka sangat beresiko. Apalagi selama 9 bulan melaksanakan pendidikan praktis sepi dari kegiatan karate. Untuk itu setelah aktif menjadi prajurit Kowad di Direktorat Zeni Angkatan Darat Jakarta,
Dessy harus memulai latihan dari nol untuk mengejar keterampilan taktik dan teknik anggar yang tertinggal. Hal itu dilakukan karateka putri kelahiran Medan 15 Desember 1996 setiap ada waktu luang, mengingat dalam waktu dekat akan diselenggarakan PON Papua.
Di usia yang relatif muda dengan dukungan fisik dan mental yang prima, atlet berdomisili di Jalan Tuba IV Gg Pembangunan I Kecamatan Medan Denai ini mendapat rekomendasi dari pimpinan TNI AD selain melaksanakan tugas pokoknya juga kembali aktif sebagai atlet karate.
Sebenarnya pantas membanggakan diri dengan sukses yang raih bagi penggemar nasi goreng. Apalagi, Kejurnas Pra PON XX merupakan sebuah kejuaraan yang sangat strategis dan bergengsi. Sebab, dengan menjuarai Kejurnas ini, membuka jalan bagi Dessy untuk membuka lembaran prestasi yang lebih besar lagi di ajang PON.
Meski mencatat prestasi membanggakan, pengidola Bruno Mars ini, lebih memilih bersikap low profil atas apa yang telah raih. “Keberhasilan ini tidak terlepas dari bimbingan pelatih, baik dari perguruan asal maupun pelatih yang menangani selama menjalani Pelatda. Kesuksesan yang diraih mengulangi kesuksuksesan Pra PON Medan 2015. Intinya terus giat latihan sebagai persiapan PON dan siap fight dengan karateka daerah lainnya,” ungkap atlet dari Inkai Pasar Merah Medan ini, Selasa (3/12/2019)
Kota Medan, selama ini tercatat telah mempunyai karateka putri dengan prestasi besar di kancah karate nasional, bahkan menjadi andalan Indonesia dalam berbagai kejuaraan berlevel internasional.
Terinspirasi dari sang tante, Indah Mogia Angkat mantan atlit nasional, cewek yang dilahirkan di Medan 15 Desember 1996, telah berhasil mengibarkan merah putih pada kejuaraan antara lain kejuraaan test event asian games Master Cup Cibubur 2017, APSKF (Asia Pasific) Cibubur 2018, dan kejuaraan Gothenburg Open Swedia 2018.
“Meski persaingan bakal lebih keras, Dessy menyatakan tekad untuk meraih prestasi lebih besar. “Kita harus optimis, nantinya bisa meraih medali emas di PON,” sebut anak sulung dari 3 bersaudara.
Menyukai ilmu beladiri sejak kecil mengantarkan cewek yang akrab disapa Dessy ini terjun ke dunia karate. Meski masuk TNI AD, dirinya tetap menorehkan prestasinya di kompetisi lokal, nasional, hingga dunia. Selain itu, sukanya sebagai atlet jadi banyak teman. Apalagi saat masuk timnas, ada kebanggaan sendiri juga kalau misalnya ikut kejuaraan terus menang apalagi bisa sampai membawa bendera merah putih dikejuaraan luar negeri. Prestasi yang diraih membuat atlet dapat pekerjaan sebagai masa depan. Duka sebagai atlet saat berlaga gagal menyumbang medali untuk Sumut dan Indonesia.
“Pertama kali mengenal beladiri karate pada tahun 2011. Sejak saat itu, karate pun menjadi salah satu hobinya dan mengalir dalam jiwa sehingga berhasil menorehkan prestasi berkat disiplin dalam latihan sebagai atlet” tutup anak dari pasangan Sabirin Banurea dan Esti Handayani ini. (Bambang)