GLOBALMEDAN.COM - MEDAN, Yakin dan percaya diri membuat atlet panahan dari kontingen Kecamatan Medan Tembung bernama lengkap Syakira Syahada Sinurat menyumbang dua medali pada ajang Porkot Medan XI/2019. Cewek yang akrab di sapa Syasya meraih 1 perak dan perunggu kategori U-15 Putri di nomor kualifikasi dan NOR.
Sebelumnya, anak dari pasangan Syaidir Sinurat dan Aisyah Hanim Lubis telah menorehkan prestasi antara lain, harapan II Planters Open Deliserdang 2018 Deliserdang, perak Deliserdang Open 2018, perunggu Kejuaraan Kajari Tebingtinggi 2018, perunggu Kejurda Perpani Sumut Simalungun 2018, Juara IV Beregu Batam Open 2018. 2 emas untuk kontingen Kecamatan Medan Tembung dalam ajang PORKOT Medan X/2018 pada nomor eliminasi 15 meter putri kategori SD dan kualifikasi 15 meter putri kategori SD dan emas kejuaraan panahan antar klub memperebutkan Piala Kajari Tebingtinggi 2018.
Pengidola Diananda Choirunisa ini memulai debutnya dalam cabang “Robinhood” sejak Juni 2018 bergabung di Planters Archery Club berlokasi di Lembaga Pendidikan Perkebunan Kampus Medan/STIP-APJalan Willem Iskandar. Syasya mendapat bina dari pelatih Yose Andre Sinuhaji dan Rizal serta terus mendapat pengawasan head coach Herman Juli Prasetyo yang menjabat Ketua Perpani Jakarta Utara yang selalu memantau setiap perkembangan atlet.
Muda, bertalenta, berbakat, pantang menyerah dan memiliki segudang prestasi dalam cabang olahraga (Cabor) panahan membuat atlet panahan kota Medan ini sepantasnya menjadi salah satu aset yang patut diacungi jempol. Pasalnya, selama latihan 15 bulan telah menuai berbagai prestasi di even panahan. Bidikan busurnya siap untuk menepati sasaran target tentunya dengan misi prestasi dan prestasi ke depannya.
Syasya menggeluti panahan termotivasi setelah menonton film Srikandi, setelah digelutinya membuat dirinya betah untuk berlatih dan berlatih. Apalagi atlet yang akrab disapa Syasya ini terlahir dari keluarga yang kuat dengan disiplin sehingga disiplin di rumah, di sekolah membuat dirinya disiplin dalam setiap kali latihan.
“Saya tertarik panahan setelah menonton film Srikandi. Lalu saya ungkapkan keinginan untuk latihan panahan kepada ibunda. Keinginan langsung direstui ibunda dan sampai saat ini terus menggeluti panahan. Insya Allah saya ingin memberikan yang terbaik kepada negara mewakili srikandi Medan,” ujar penggemar pelajaran matematika ini di Medan, Rabu (18/7/2019).
Peraih jauara III O2SN ini menuturkan masih banyak kejuaraan yang dihadapi tingkat regional, nasional maupun internasional. Hal ini harus dilakoni untuk menambah jam terbang dan pengalaman sebagai seorang atlet. Selain itu juga untuk melakukan evaluasi diri selama latihan dibandingkan saat pertandingan untuk melihat kelebihan dan kekurangan diri sendiri maupun atlet daerah lain.
“Pertama kali bertanding tidak mendapat medali, namun hal ini memjadi cambuk bagi diri sendiri untuk memperbaiki diri. Hal inilah menjadi acuan saya untuk terus berlatih, akhirnya berhasil menorehkan prestasi. Olahraga panahan bukan hanya sekedar olahraga biasa. Tetapi olahraga yang mengharuskan kita untuk bisa menahan diri untuk mengontrol emosi, melatih konsentrasi agar bisa fokus saat membidikan busurnya melalui anak panah supaya tepat ke sasaran. Tentunya, target bidikan busur untuk memperbaiki prestasi yang diraih sebelumnya,” pungkas pelajar yang meraih peringkat I dari kelas I SD hingga 5 SD dengan optimis. (Bambang)