Fahmita Ramayani Pratiwi Hasibuan. |
GLOBALMEDAN.COM - MEDAN, Fahmita Ramayani Pratiwi Hasibuan salah satu mahasiswi fakultas pertanian Universitas Sumatera Utara (USU) sekaligus atlet kempo yang telah membanggakan kota Medan. Dirinya telah sering mendapat penghargaan di dalam bahkan di luar kota Medan. Shorinji Kempo merupakan salah satu dari seni bela diri berasal dari Jepang telah ditekuni sejak tahun 2014 silam.
Kenshi yang akrab disapa Mita ini menyumbangkan medali emas di kelas 49-51 kg putri untuk kontingen Kecamatan Medan Helvetia pada ajang Porkot XI/2019. Raihan ini membuat penyandang sabuk Coklat ini semakin termotivasi untuk mengulangi kesuksesan podium satu pada Porwil Sumatera di Bengkulu, Nopember mendatang.
“Hasil yang diraih di Porkot dijadikan bahan evaluasi untuk mematangkan lagi latihan untuk menghadapi para kenshi daerah lain di ajang Porwil Sumatera yang digelar di Bengkulu. Kesuksesan Porkot harus menjadi kesuksesan di Porwil sehingga meraih tiket untuk ke PON Papua”, ujar cewek yang dilahirkan di Balikpapan ini di Medan, Kamis (19/9/2019).
Anak dari Ismail Pahmi Hasibuan dan Prastuty Ramayani bercerita awal tertarik dengan kempo karena suka dengan bela diri untuk melindungi diri dari bahaya, namun orang tua melarang untuk latihan kempo. Akhirnya orang tua merestui setelah melihat manfaat dan prestasi yang telah diraih.
“Saya tertarik dengan kempo pada awalnya karena menyukai bela diri, ingin melindunginya diri sendiri. Pada awalnya, saya dilarang oleh orang tua saya untuk mengikuti bela diri. Namun, saya tetap dengan pendirian untuk tetap ikut latihan. Pada pertandingan pertama saya kalah namun, tidak menjadi penghalang untuk saya tetap berlatih. Hingga pada pertandingan selanjutnya saya berhasil menang dan membuktikan pada kedua orang tua saya, bahwa saya bisa untuk menuai prestasi” kenang Mita.
Prestasi demi prestasi yang diraih anak sulung dari tiga bersaudara ini membuat dirinya tercatat dalam atlet binaa KONI Medan. “Hingga sampai sekarang saya masuk ke dalam KONI menjadi atlet binaan. Itu semua karena dukungan-dukungan pelatih saya yakni senpai Billy, senpai Roslen , senpai John Piterdan senpai Ahmad Zulkarnain dan pada akhirnya orang tua saya pun mengizinkan saya untuk ikut beladiri kempo,” tuturnya.
Kenshi dari Ibnu Sina ini berambisi dan menarget dengan kemauan keras untuk dapat lolos ke Pekan Olahraga Nasional (PON) XX di Papua, 2020, mendatang.Untuk menuju pesta olahraga nasional bergengsi tersebut tinggal satu langkah lagi dengan mengambil tiket di Porwil Bengkulu tampil sebagai pemenang.
“Keinginan untuk dapat lolos menuju PON di Papua terus berpacu dan bergelora dalam jiwa. Memang untuk menuju pesta olahraga nasional yang diadakan empat tahun sekali tidak gampang karena harus melalui tahap penyeleksian akhir mengikuti pertandingan di Porwil Sumatera dan untuk mengamankan tiket harus menjadi pemenang. Target untuk lolos ke PON mendapat motivasi dari keluarga yang harus diwujudkan untuk membuat bangga orang tua”sebut cewek yang dilahirkan 18 tahun silam ini.
Arena Porwil Sumataera atau Pra PON menjadi tolak ukur sukses bagi seorang atlet untuk menuju arena PON XX/2020 Papua. Jika berhasil mendulang medali menjadi penentuan nasib seorang atlet berstatus penghuni Pelatda Sumut. Mita optimis akan mampu meraih hasil yang baik di Porwil Sumatera, Nopember nanti.
“Untuk mewujudkan impianmenuju Papua, Sebagai atlet harus mempersiapkan diri mulai dini dengan banyak latihan dengan menguatamakan kedisiplinan, mengikuti arahan pelatih, motivasi dan semangat juang yang tinggi. Apalagi bulan Nopember, tanpa terasa akan terlewati dengan singkat bila setiap harinya diisi dengan latihan dan latihan serta terus latihan. Insyaallah saya akan tampil maksimal untuk meraih tiket yang merupakan kebanggaan setiap atlet”,tutup kenshi berhijab ini (Bambang)